Pages

Wednesday, July 24, 2019

Kementan Jajagi Teknologi Bio-Sensing dari Belanda

INILAHCOM, Amsterdam - Sistem perkarantinaan yang dimiliki saat ini, memerlukan terobosan inovasi dan teknologi agar dapat tetap menjamin kelestarian sumber daya alam hayati yang sangat kaya ini. Termasuk menjamin kesehatan masyarakat selaku pengguna akhir produk pertanian.

"Hal ini merupakan tantangan juga bagi negara-negara di daratan benua Eropa, SDM Perkarantinaan yang terbatas dibandingkan luas wilayah yang harus dijaga. Di Pelabuhan Rotterdam di Belanda sebagai satu-satunya pintu masuk benua Eropa menerapkan teknologi Bio-Sensing untuk pengawasan, ini yang menjadi perhatian kami," kata Ali Jamil saat memberikan keterangan tertulisnya dari Amsterdam, Belanda, Selasa (23/7/2019).

Teknologi Bio-Sensing yang digunakan oleh petugas otoritas Karantina Belanda dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan komoditas pertanian yang dilalulintaskan antar wilayah. Tidak hanya itu, peralatan ini digunakan juga untuk melakukan pengawasan ekspor dan impor komoditas pertanian, sehingga dapat meminimalkan waktu pemeriksaan dan meningkatkan efisiensi serta biaya yang dipergunakan. "Sangat cocok digunakan oleh petugas Karantina di tempat pemasukan dan pengeluaran utama, agar pengawasan dapat lebih efisien, efektif dan akurat," tambah Jamil.

Keinginan ini diapresiasi pemerintah Belanda dan akan segera ditindaklanjuti dalam kerja sama pada klausul "added value of decision support for potato light blight control in Indonesia". Kerja sama pengawasan terhadap komoditas kentang telah disusun oleh kedua belah pihak terlebih dahulu dan ini yang ditambahkan pasal tambahan.

Ke depan, menurut Jamil bimbingan teknis untuk penerapan teknologi bio-sensing akan diperluas untuk komoditas pertanian lainnya. "Tentunya penguatan SDM dengan kapasitas dan keahlian juga perlu disiapkan. Saat ini sejumlah petugas Karantina Pertanian tengah disiapkan mengikuti tugas belajar jenjang S-2 dan S-3. Dan bio-sensing menjadi topik utama penelitiannya," terang Kepala Barantan itu.

Dalam rangkaian Kunjungan Studi Diplomasi Anggota Komisi IV DPRI-RI juga membahas terkait platform kerja sama bilateral di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan yang telah ada yakni Working Group on Agriculture, Fisheries and Forestry (WGAFF). Menurut Edhy Prabowo, Ketua Komisi IV DPR-RI selaku Ketua Delegasi, kerja sama yang telah terjalin adalah di bidang transfer teknologi dan pengembangan SDM Pertanian. Ke depan, kerja sama untuk saling memperkuat ketahanan pangan dimasing-masing dan juga meningkatkan pertumbuhan komoditas pertanian yang berorientasi ekspor guna memperkuat sektor pertanian kedua negara.

Sementara itu untuk bidang perkarantinaan, Edhy menekankan pentingnya peningkatan pengawasan untuk komoditas yang dilalulintaskan antara kedua negara dengan memberikan notifikasi jika terdapat permasalahan perkarantinaan dimasing-masing negara. Seperti halnya Notify of Non Compliance (NNC) terhadap bunga bibit bunga Lili (Lilium sorbone) asal Belanda yang terkontaminasi penyakit yang belum ada di Indonesia, A1 yakni Rhodococus fascians.

Benih terkontaminasi virus berbahaya ini yang masuk disepanjang awal tahun 2019 masing-masing di Bandar Udara Soekarno Hatta, Semarang dan Bandung. Dansemuanya telah dilakukan tindakan pemusnahan guna mencegah terjadinya wabah yang dapat mematikan upaya pengembangan Hortikultura di Indonesia. Kita saling mendukung untuk kelestarian SDA hayati, tugas yang cukup berat dan diperlukan kerjasama yang kuat, tegas Edhy.

Belanda sebagai satu dari empat negara yang telah menerapkan sertifikat elektronik dalam proses bisnis ekspor komoditas pertanian menjadi mitra dagang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST sampai dengan Juni 2019 nilai ekspor komoditas pertanian ke Belanda senilai Rp603,39 miliar masih surplus dibandingkan nilai impor dari Belanda senilai Rp273,66 miliar. Adapun jenis komoditas yang laris di pasar Belanda adalah belimbing, durian, jeruk, mangga, manggis, markisa dan buah naga.

"Dengan berhasilnya menembus persyaratan ekspor negeri Belanda, kita sekaligus dapat menerobos pasar negara-negara Eropa. Sejalan dengan arahan pak Mentan memacu ekspor, ini harus terus kita perkuat," jelas Jamil. [*]

Let's block ads! (Why?)

https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2537556/kementan-jajagi-teknologi-bio-sensing-dari-belanda

No comments:

Post a Comment