Pages

Monday, August 13, 2018

Pemerintah Waspadai Defisit Transaksi Berjalan 3 Persen terhadap PDB

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah segera mengambil langkah untuk menekan defisit transaksi berjalan yang terus melebar dan menembus 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun diakui angka defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) ini masih di bawah kondisi taper tantrum 2015 yang menyentuh hingga 4 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, angka CAD saat ini perlu diwaspadai. Karena itu, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder, terutama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Untuk kita, ekonomi akan terus dijaga dengan melihat waspada baik neraca yang dimiliki pemerintah yaitu neraca APBN, neraca BUMN. Dan juga dari sisi kebijakan moneter, inflasi rendah, mandatnya BI menjaga stabilitas rupiah kita. Neraca perbankan juga diawasi oleh OJK maupun lembaga keuangan. Kita akan terus waspada dan terus melakukan exercise bagaimana kalau kondisi global menimbulkan dinamika yang jauh lebih tinggi lagi, dan itulah yang harus kita siapkan," kata dia ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (13/8/2018).

Pemerintah sudah mulai bertindak untuk menekan angka CAD yang begitu tinggi, yakni dengan cara menggenjot ekspor. Salah satu yang diyakini bakal memberikan pengaruh ekspor terbesar adalah perluasan mandatori biodiesel 20 persen (B20) untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) solar nonsubsidi.

"Penggunaan B20 untuk mengurangi impor minyak karena itu komponen impor cukup besar dan barang modal terutama di infrastruktur kelistrikan. PLN termasuk yang menggunakan banyak sekali barang modal dan sebetulnya mereka sudah memiliki policy TKDN, tapi penggunaan komponen dalam negeri selama ini masih belum dipenuhi. Oleh karena itu menjadi salah satu yang dilakukan dalam jangka pendek," katanya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution cukup miris dengan angka CAD yang telah menyentuh 3 persen terhadap PDB. Pasalnya, hal itu jarang terjadi karena pemerintah cukup antipasitif terhadap kondisi transaksi berjalan.

"Agak besar itu. Artinya, kalau sampai 3 persen itu pemerintah harus segera menyiapkan langkah-langkah supaya CAD turun ke bawah. 3 persen itu angka yang bukan hanya secara internasional, tapi kita sendiri jarang sekali sampai ke tingkat itu," ucap Darmin.

Untuk menekan CAD agar tidak melebar, pemerintah masih meneliti dari sisi perdagangan barang, jasa, dan investasi. "Saya belum bisa bilang. Yang jelas kita harus melihat dari perdagangan barang, perdagangan jasa dan profit investasi," katanya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada triwulan II-2018 tercatat 8 miliar dolar AS atau 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan defisit triwulan I-2018 sebesar 5,7 miliar dolar AS atau 2,2 persen dari PDB.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan, peningkatan ini terjadi seiring dengan menguatnya ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut didorong oleh peningkatan konsumsi dan investasi di mana sektor yang paling berkontribusi adalah sektor manufaktur.

Editor : Ranto Rajagukguk

Let's block ads! (Why?)

https://www.inews.id/finance/read/212877/pemerintah-waspadai-defisit-transaksi-berjalan-3-persen-terhadap-pdb

No comments:

Post a Comment