JAKARTA, iNews.id - Pemerintah berupaya mendinginkan nilai tukar rupiah dengan cara memperluas penggunaan biodiesel 20 persen (B20). Pasalnya, rupiah saat ini sudah mencapai level Rp14.710 per dolar AS.
Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan, upaya tersebut tidak signifikan menstabilkan nilai tukar rupiah. Sebab, untuk menerapkan B20 membutuhkan waktu transisi dari solar murni ke B20.
Perlu diketahui, B20 merupakan campuran antara solar dan 20 persennya minyak sawit. Selama ini penggunaan B20 hanya untuk transportasi yang disubsidi sehingga dengan memperluas penggunaannya ke sektor nonsubsidi tentu memerlukan waktu untuk transisi.
"Saya rasa tidak signifikan ya, karena B20 ini, pertama, butuh waktu untuk konversi. Kedua, apakah dia kemudian standar dengan euro 2 atau 4. Ini jadi masalah," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Minggu (2/9/2018).
Pemerintah menstabilkan rupiah dengan upaya ini untuk menekan impor minyak dan gas yang per Juli 2018 yangn naik 22,2 persen menjadi 2,61 miliar dolar AS. Naiknya impor tersebut membuat defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) di kuartal II 2018 mencapai 3 persen di atas Produk Domestik Bruto (PDB).
Namun, menurut dia upaya ini masih belum dapat dipastikan keefisiensiannya dalam menurunkan CAD. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan CAD hanya akan turun 2,5 persen terhadap PDB yaitu 2,2 miliar dolar AS dari total CAD 8 miliar dolar AS.
"Kalaupun ada, sangat ad hoc ya. Efisiensinya masih dipertanyakan sehingga saya rasa akan sangat kontraproduktif," kata dia.
Selain itu, dengan menerapkan B20 secara massal tentu membutuhkan produksi kelapa sawit yang banyak. Dengan kata lain, dibutuhkan lahan yang tidak sedikit untuk menanam kelapa sawit tersebut sehingga kemungkinan besar lahan untuk tanaman pangan akan ikut terpakai.
"Belum lagi kalau nanti kita bicara mengenai penerapannya secara massif itu akan mengkonversi lahan pangan yang luar biasa besar," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah memastikan perluasan mandatori B20 menjadi kebijakan pertama yang diluncurkan untuk memperkuat rupiah. Upaya ini adalah salah satu dari sejumlah amunisi lain untuk menekan CAD.
Editor : Ranto Rajagukguk
https://www.inews.id/finance/read/233965/ekonom-nilai-perluasan-b20-tak-signifikan-stabilkan-rupiah
No comments:
Post a Comment