INILAHCOM, Jakarta - Partai Demokrat tidak bisa hanya memikirkan bagaimana memenangkan duet Prabowo-Sandiaga di pemilihan presiden 2019.
Di saat bersamaan, Demokrat juga harus bertarung habis-habisan dalam pemilihan calon legislatif. Kondisi tersebutlah yang memaksa Demokrat menjalankan politik dua kaki. Membiarkan kader-kader daerahnya memilih Jokowi-Ma'ruf meski partai secara resmi mendukung Prabowo-Sandiaga.
"Memang kami memikirkan dua hal, maka kami bermain dua kaki. Pertama kami itu harus memenangkan Partai Demokrat (Pileg). Kami setidaknya ingin suara kami bertahan di 10 persen," ujar - Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di kediaman Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Jakarta, Rabu (12/9/2018) malam.
"Yang kedua adalah kaki kami sebelah lagi harus ada Pilpres yang kami dukung yaitu Pak Prabowo," sambungnya.
Seperti kasus di Papua, dimana Gubernur Papua yang juga kader Demokrat terang-terangnya menyebut 3 juta suara untuk Jokowi-Ma'ruf.
Tentu Demokrat, kata Ferdinand, sudah memikirkan semua kemungkinan atas sikap kader-kader di daerah.
"Kalau caleg kami datang dengan narasi membawa Pak Prabowo tentu caleg yang kami usung tak mendapat tempat di masyarakat, bahkan ditolak. Kami tidak ingin kehilangan suara di Papua," ungkapnya.
Partai Demokrat tutur dia, akan mencoba meramu strategi yang tepat untuk mempertahankan Pileg di Papua tetapi di sisi lain tidak merugikan pasangan Prabowo-Sandiaga. [rok]
https://nasional.inilah.com/read/detail/2479549/ogah-hilang-suara-alasan-demokrat-2-kaki
No comments:
Post a Comment