Pages

Sunday, September 9, 2018

DPR Nilai Neraca Migas Jonan tak Jadi Patokan

INILAHCOM, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR, Maman Abdurahman menilai, data neraca migas milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dipaparkan Ignatius Jonan tidak bisa menjadi patokan.

"Menurut saya data neraca migas ESDM tersebut tidak bisa dijadikan patokan dan ukuran karena itu hanya catatan kaki," kata Maman dalam pesan singkat, Minggu (9/9/2018).

Dalam pemaparannya di Komisi VII DPR Jonan mempresentasikan data neraca migas 2017-2018. Dalam data itu, di triwulan II neraca migas defisit senilai US$3,32 miliar. Hal ini bila impor US$6,29 miliar dikurangi ekspor US$2,97 miliar (-3,32).

Taoi, defisit itu bisa ditutup dari penerimaan negara pada sektor Migas. Dimana penerimaan US$3,57 miliar ditambah ekspor US$2,97 miliar dikurangi impor US$6,29 miliar, hasilnya neraca migas akan surplus US$0,25 miliar.

Namun, data ini disanggah hampir kebanyakan anggota Komisi VII DPR. Sebab, cara menghitungnya dinilai kurang tepat. Biasanya untuk menghitung nercaca migas hanya memasukan unsut ekspor-impor. Tapi disini Jonan memasukan unsur penerimaan negara sektor migas.

Dengan begitu, kata dia, ketimbang Jonan sibuk mencari hitungan dan formula neraca migas tidak defisit lagi, lebih baik ESDM segera mengencangkan pinggang untuk antisipasi dollar yang sedang tinggi.

"Agar dampak dari krisis global dan kenaikan harga dollar AS yang disebabkan oleh faktor external bisa tidak terlalu berimbas secara negatif terhadap kepentingan domestik," ujar dia.

Salah satu pengetatan pinggang itu adalah menekan penggunaan cost recovery. Dengan langkah ini, tentu akan mengurangi beban negara.

"Mengingat sebetulnya trend Produksi sudah decline oleh karena itu penggunaan cost recovery kita harus tepat sasaran betul," ujar dia.

Kemudian, Kementerian ESDM harus mendorong SKK Migas untuk betul-berul presisi dan jeli didalam penggunaa biaya operasi di sektor migas. Dengan cara itu diyakininya penggunaan cost recovery bisa ditekan.

"Sebetulnnya dengan perencanaan baik bisa menekan biaya operasi disektor migas agar tidak terlalu membebani APBN karena cost recovery (biaya ganti rugi operasi) masuk dalam asumsi makro RAPBN kita," ujar dia. [jin]

Let's block ads! (Why?)

https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2478940/dpr-nilai-neraca-migas-jonan-tak-jadi-patokan

No comments:

Post a Comment