INILAHCOM, Jakarta - Istana angkat bicara soal polemik imunisasi Measle-Rubella (MR) yang belakangan semakin mendapatkan penghadangan oleh berbagai pihak.
Kantor Staf Kepresidenan pun menerima kelompok Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) yang berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Jakarta sebagai sikap atas kontroversi vaksin tersebut.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho pun mengakui bahwa vaksin MR di Indonesia memang terancam gagal mencapai target pemerintah, yakni hingga 95 persen anak yang harus divaksin.
"Kami kumpulkan semua di sini karena kita tahu bahwa imunisasi MR ini terancam gagal. Potensi untuk gagal ini besar kalau kita tidak bisa mencapai target. Targetnya 95 persen akhir September di luar Jawa," kata Yanuar di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (12/9/2018).
Ia menambahkan, hingga 10 September, target yang telah dicapai untuk vaksin ini baru meraih sekitar 42,98 persen atau 49,3 persen dari target. Penyebabnya, tak lain karena vaksin ini dianggap haram oleh kalangan agama tertentu.
"Tentu bikin deg-degan ini. Maka, saya mengundang lembaga terkait termasuk staf khusus presiden bidang agama Islam. Mengapa? Karena ini terkait dengan fatwa haram MUI yang mempunyai dampak besar karena orang tidak mau diimunisasi," tuturnya.
Lebih lanjut, pada tanggal 21 Agustus memang telah dinyatakan fatwa vaksin MR bersifat mubah alias diperbolehkan namun hanya untuk sementara.
"Tapi itu tidak bisa mengangkat. Ini karena fatwa mubah ini tidak bisa tersosialisasi dengan gencar dibanding pada waktu haram. Tentu ini masalah menurut kami. Jadi, satu ada persoalan komunikasi publik bahwa sosialisasi fatwa mubah ini enggak cukup dan juga pemahaman masyarakat," tuturnya. [ton]
https://nasional.inilah.com/read/detail/2479512/istana-akui-target-vaksin-mr-terancam-gagal
No comments:
Post a Comment