Pages

Wednesday, June 12, 2019

Antara Salaf dan Khalaf

SALAF secara bahasa Arab artinya setiap amalan shalih yang telah lalu; segala sesuatu yang terdahulu; setiap orang yang telah mendahuluimu, yaitu nenek moyang atau kerabat (Lihat Qomus Al Muhith, Fairuz Abadi). Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah 3 generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,

"Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya" (HR. Bukhari-Muslim). Tiga generasi yang dimaksud adalah generasi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat, generasi tabiin dan generasi tabiut tabiin. Sering disebut juga generasi Salafus Shalih.

Kemudian dalam bahasa arab, ada yang dinamakan dengan isim nisbah, yaitu isim (kata benda) yang ditambahkan huruf ya yang di-tasydid dan di-kasroh, untuk menunjukkan penisbatan (penyandaran) terhadap suku, negara asal, suatu ajaran agama, hasil produksi atau sebuah sifat (Lihat Mulakhos Qowaid Al Lughoh Ar Rabiyyah, Fuad Nimah). Misalnya yang sering kita dengar seperti ulama hadits terkemuka Al-Bukhari, yang merupakan nisbah kepada kota Bukhara (nama kota di Uzbekistan) karena Imam Al-Bukhari memang berasal dari sana. Ada juga yang menggunakan istilah Al-Hanafi, berarti menisbahkan diri pada madzhab Hanafi. Maka dari sini dapat dipahami bahwa Salafi maksudnya adalah orang-orang yang menisbatkan (menyandarkan) diri kepada generasi Salafus Shalih. Atau dengan kata lain "Salafi adalah mengikuti pemahaman dan cara beragama para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka". (Lihat Kun Salafiyyan Alal Jaddah, hal. 10)

Sehingga dengan penjelasan ini jelaslah bahwa orang yang beragama mengikuti generasi awal umat Islam tadi, dengan sendirinya ia seorang Salafi. Baik dia berasal dari madzhab apapun dan ormas manapun (NU, Muhamadiyah, dst). Jadi salafi bukanlah terbatas kepada sekelompok umat Islam saja, akan tetapi semua muslim yang mengikuti apa yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan generasi setelahnya berhak menyebut dirinya salafi. Sedangkan salafiyah adalah metode/paham ajarannya. Orang yang mengikutinya disebut salafi, sebagaimana dijelaskan di atas.

Kemudian tentang khalaf. Kata khalaf biasanya digunakan untuk merujuk para ulama yang lahir setelah abad III H setelah periode tabiut tabi'in. Ulama-ulama khalaf adalah penerus dakwah tabiut tabi'in. Selanjutnya mengenai Sufi. Istilah Sufi sebenarnya tidak dikenal pada zaman Nabi. Didalam Alquran maupun hadis sendiri kata-kata tersebut secara harfiah tidak ditemukan. Kebanyakan ahli menyatakan bahwa kata-kata tersebut secara lahiriah menunjukan sebutan gelar, sebab dalam perbendaharaan bahasa Arab tidak terdapat akar katanya. Ada beberapa pengertian Sufi, yaitu:

Pertama, kata Sufi berasal dari pembendaraan bahasa Yunani, yaitu diambil dari kata shopia yang berarti kebijaksanaan. Kata tersebut juga dtengarai sebaga asal kata filsafat. Pendapat ini sebenarnya datang dari pada orientalis. Mereka mengatakan "ketika orang-orang berfilsafat dalam hal ibadah, mereka mengubahnya menjadi kalimat Sufi, yang kemudian menjadi sebutan bagi kaum yang suka beribadah dan untuk filsafat keagamaan". Jelasnya, sufi adalah sebuah kata yang dinisbatkan dengan filsafat ibadah.

Kedua, Sufi berasal dari kata Shaff , yang berarti barisan. Hal ini dimaksudkan bahwa para Sufi berada pada barisan pertama dihadapan Allah lantaran ketinggian iman dan takwanya. Ketiga, kata Sufi berasal dari kata Sufah. Kata ini merupakan julukan terhadap seorang laki-laki dijaman jahiliyah yang mengabiskan waktu untuk beribadah di sekeliling Ka'bah. Nama asli orang tersebut adalah Ghouts bin Mur. Adapun alasan kata Sufi disandarkan pada kata julukan tersebut adalah karena sisi karakteristik dari kehidupannya sama, yaitu sama-sama menghabiska waktu untuk ibadah.

Keempat, kata Sufi berasal dari kata Shuffah yang kemudian dinisbat dengan sebutan Ahlus Shuffah, yaitu sekelompok kaum Muhajirin dan Anshar yang miskin, yang tinggal dalam sebuah sisi ruangan Masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka yang tinggal diruang tersebut dikenal sebagai kaum yang begitu tekun beribadah.

Kelima, kata Sufi serasal dari kata Shuf yang berarti bulu domba. Dalam perbendaharaan kata bahasa Arab akan kita temukan suatu kalimat yang biasa diperuntukan kepada orang-orang yang memakai pakain wol atau bulu domba dengan sebutan, tashawwafa al rijal.

Wallahu a'lam. [Ustadz Slamet Setiawan]

Let's block ads! (Why?)

https://mozaik.inilah.com/read/detail/2530504/antara-salaf-dan-khalaf

No comments:

Post a Comment