Pages

Wednesday, July 24, 2019

4 Tahun, 177 Daerah Ucapkan 'Goodbye' Rawan Pangan

INILAHCOM, Jakarta - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, mencatat, selama 4 tahun, sedikitnya ada 177 daerah di tanah air yang status ketahanan pangannya meningkat dari rawan pangan menjadi tidak rawan pangan.

"Sepanjang 4 tahun terakhir (2015-2019) sudah ada 177 daerah kabupaten/kota yang meningkat status ketahanan pangannya," kata Kepala BKP Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam sebuah group diskusi bertajuk 'Sinergi Program Pengentasan Daerah Rawan Pangan' di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Agung menjelaskan sebagian besar daerah yang mengalami peningkatan status ketahanan pangannya ada di daerah Indonesia bagian timur, khususnya daerah kepulauan seperti wilayah Nusa Tenggara Timu (NTT), Maluku hingga Papua. "Di mana status di daerah tersebut meningkat ketahanan pangannya," katanya.

Ia menjelaskan, sebanyak 75 kabupaten (19%) rentan pangan yang naik peringkat. Sedangkan kabupaten tahan pangan yang naik peringkat ada sebanyak 102 kabupaten (26%). "Ini capaian luar biasa yang harus terus kita tingkatkan melalui berbagai program untuk meningkatkan ketahanan pangan wilayah," katanya.

Food Security and Vulnerabilty Atlas (FSVA) merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis berdasarkan hasil analisis data indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan. BKP Kementan pun telah menerbitkan peta tersebut sejak tahun 2005.

Hal ini bertujuan untuk menyediakan informasi situasi ketahanan pangan secara terintegrasi sekaligus menjadi alat kesiagaan terhadap situasi kerentanan rawan pangan.

Peta ini, lanjutnya, menggambarkan wilayah mana saja yang kondisinya sangat rentan mengalami rawan pangan dengan indikator warna merah tua hingga warna hijau tua untuk wilayah yang paling tahan pangan.

Status ketahanan pangan juga dikelompokkan dalam 6 kelompok warna, yakni 3 warna merah untuk menandakan daerah yang rentan dan rawan pangan, serta 3 warna hijau untuk daerah-daerah yang tahan pangan sesuai dengan tingkatnya.

Meski begitu kata Agung, masih banyak wilayah di tanah air yang masih rentan terhadap ketahanan pangan, yang hampir besar juga ada di daerah Indonesia Timur. "Kalau kita lihat peta sebaran, masih ada wilayah yang masih rawan pangan, khususnya wilayah Indonesia timur. Saya juga berasal dari Indonesia timur," kata Agung.

Kata Agung secara umum persoalan rentan rawan pangan di daerah Indonesia timur adalah masalah infrastruktur transportasi. "Biasanya ini masalah infrastruktur saja, seperti transportasi ini domainnya Kementerian PUPR, makanya kita bersinergitas," terang Agung. [ipe]

Let's block ads! (Why?)

https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2537518/4-tahun-177-daerah-ucapkan-goodbye-rawan-pangan

No comments:

Post a Comment